Ratusan Siswa SMP di Buleleng Kesulitan Membaca, Begini Upaya Pemerintah Menangani Masalah Ini

Table of Contents

Ribuan siswa sekolah menengah pertama di Buleleng, Bali, dinyatakan belum mampu membaca. Hal ini kemudian menjadi topik pembicaraan yang serius bagi pejabat pemerintahan dan wakil rakyat.

Diskusi berlangsung antara Komisi X DPR bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dalam pertemuan Senin (21/4).

"Kami telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan di Buleleng tentang hal ini. Jumlah siswa yang terdampak sebanyak kurang lebih 400 dari ratusan ribu murid. Sehingga persentasenya adalah 0,0011%," ungkap Mu'ti pada hari Kamis (24/4).

Mu'ti menyebutkan beberapa alasan yang mendorong hal tersebut. Beberapa di antaranya adalah minimnya pengawasan keluarga serta adanya disleksia.

Disleksia merupakan suatu kondisi pembelajaran yang diidentifikasi oleh ketidakmampuan dalam mengatasi masalah baca tulis serta ejaan.

"Beberapa di antara mereka yang menghadapi permasalahan tersebut adalah anak-anak dengan dyslexia dan anak-anak penyandang kebutuhan khusus," jelasnya.

"Dan memang anak-anak dari keluarga yang kurang mendapatkan perhatian dengan baik. Sebagian karena ada alasan motivasi belajar yang rendah," imbuh dia.

Belum ada solusi terang yang disampaikan Mu'ti. Namun, pihaknya terus berkomunikasi dengan Disdik setempat untuk peningkatan kemampuan para siswa.

"Maka dari itu, kita telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan serta pihak-pihak terkait lainnya turut membantu menangani siswa-siswa yang dinilai memiliki kapabilitas kurang. Oleh sebab itu tindakan tersebut pun langsung diekssekusi," jelasnya.

"Mari berharap di masa mendatang mereka bisa memperbaiki keterampilan membaca dan menghafalkannya," tambah Sekretaris Umum Muhammadiyah tersebut.

Sorotan dari Komisi X

Saat ini, sesuai dengan pernyataan Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian, sangat diperlukan investigasi mendalam tentang penyebab utama dari kejadian tersebut. Dia mengajukan pertanyaan apakah kondisi itu disebabkan oleh mutu pendidik, kurangnya sarana dan prasarana, atau beberapa aspek lain yang lebih rumit.

Menurut dia, pendidikan merupakan landasan utama yang perlu dipelihara mutunya. Apabila muncul masalah serupa dengan kasus di Buleleng, pihak berwenang seharusnya bertindak secara sigap untuk menghentikannya menjalar ke wilayah-wilayah lain.

"Bila hal tersebut terwujud, kami perlu menjamin bahwa masalah serupa dapat ditangani dengan cepat dan tak berulang di lokasi lain," tambahnya.

Posting Komentar